Rabu, 02 November 2016

analisis kinerja perusahaan indosat

Analisis kinerja perusahaan
PT. INDOSAT TBK (IDX:ISAT)
PT. Indosat Tbk adalah penyelenggara jasa telekomunikasi dan informasi terkemuka di Indonesia yang menyediakan layanan selular prabayar dan pasca bayar dalam skala nasional. Indosat adalah pelopor dalam memperkenalkan layanan broadband nirkabel yang menggunakan teknologi 3,5 G dengan HSDPA di Indonesia. Indosat juga menyediakan layanan telekomunikasi tetap termasuk layanan Sambungan Langsung Internasional, sambungan tetap nirkabel dan sambungan telepon tetap.
Selain itu, bersama anak-anak perusahaannya, PT. Indosat Mega Media (IM2) dan PT. Aplikasinusa Lintasarta, Indosat menyediakan layanan data tetap atau multimedia, Internet dan Kominikasi Data (MIDI) seperti IPVPN, penyewaan jalur dan layanan internet.
Perseroan mencatatkan sahamnya secara dual listing pada tahun 1994. Saat ini saham biasa perseroan tercatat  di Bursa Efek Indonesia (BEI:ISAT) dan American Depositary Receipt (ADR) juga tercatat di New York Stock Exchange (NYSE:IIT).
A.    Analisis Lingkungan
1.      Lingkungan Internal
Ø Filosofi Perusahaan
Perkembangan jasa telekomunikasi internasional di Indonesia yang cepat, seiring pertumbuhan permintaan pada jasa dan jangkauan jasa telekomunikasi, menuntut dipenuhinya kepuasan pelanggan sebagai kunci sukses dalam era kompetisi. Untuk memenuhi hal tersebut, Indosat menerapkan suatu filosofi yang dikenal dengan "Kami Lebih Peduli" atau lebih populer dengan "We Care More".
2.      Lingkungan Eksternal
Ø Lingkungan Umum / Remote Environment
Lingkungan ini adalah suatu tingkatan dalam lingkungan eksternal organisasi yang menyusun faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas dan faktor-faktor tersebut pada dasarnya di luar dan terlepas dari operasi perusahaan.
a.       Faktor Ekonomi 
Krisis moneter yang kemudian disusul dengan tejadinya krisis ekonomi telah membuat terpuruknya perekonomian Indonesia. Dengan turunnya pendapatan riel masyarakat maka daya beli masyarakat melemah. Sehingga mengurangi pendapatan PT Indosat.
b.      Faktor Sosial 
Jumlah penduduk usia produktif akan terus meningkat, yang tentunya akan semakin banyak memerlukan jasa telekomunikasi dalam kegiatannya. Hal-hal diatas merupakan peluang bagi perusahaan-perusahaan penyedia jasa telekomunikasi. PT Indosat juga menggunakan hal tersebut untuk memperluas usahanya.
c.       Faktor Politik 
Khusus untuk jasa telekomunikasi internasional, pemerintah tetap memberikan komitmen untuk mempertahankan duopoli Indosat-Satelindo hingga tahun 2003. Dengan akan berakhirnya duopoli tersebut, maka diperlukan kesiapan dalam menghadapi munculnya pendatang baru.
d.      Faktor Teknologi 
Teknologi telekomunikasi merupakan teknologi yang cepat berkembang, seiring dengan berkembangnya industri elektronika dan komputer. Untuk tetap mempertahankan eksistensinya Indosat selalu melakukan inovasi-inovasi. Seperti kemudahan mengakses internet, perluasan jaringan, dan lain-lain.
e.       Faktor Ekologi
Pada saat ini dunia bisnis semakin dituntut tanggung-jawabnya terhadap lingkungan, industri telekomunikasi telah mencoba membuat produk yang ramah lingkungan, dan bagi sektor jasa telekomunikasi relatif tidak menghasilkan limbah sama sekali.
Ø  Lingkungan Operasi
Lingkungan ini meliputi faktor-faktor pada situasi kompetitif yang mempengaruhi sukses perusahaan dalam mendapatkan sumber daya atau dalam keuntungan pemasaran barang dan jasa perusahaan.
a.       Posisi Kompetitif 
Posisi kompetitif Indosat cukup kuat, sebagai pemimpin pasar, dan hanya menghadapi satu pesaing pada bisnis telekomunikasi internasional yaitu Satelindo. Selain itu juga didukung rangkaian produk dan jasa yang luas, kapasitas dan produktivitas yang memadai, periklanan, dan yang cukup penting citra perusahaan.
b.      Profil Pelanggan 
Pelanggan dari Indosat meliputi rumah tangga dan kalangan bisnis. Dalam hal ini pemakai utama dari telekomunikasi internasional adalah kalangan bisnis, yang banyak digunakan untuk keperluan usaha. Terpuruknya perekonomian Indonesia yang banyak memacetkan sejumlah besar bisnis, mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan volume pemakaian telekomunikasi internasional.
c.       Pemasok
Peralatan-peralatan yang digunakan untuk pengadaan telekomunikasi internasional, merupakan peralatan yang bermuatan teknologi tinggi. Sehingga, sebagian besar peralatan tersebut didatangkan melalui pemasok luar negeri. Walaupun posisi daya tawar Indosat cukup kuat, mengingat culup banyaknya jumlah pemasok, namun penurunan nilai tukar rupiah sangat mempengaruhi besarnya dana yang diperlukan untuk mendatangkan peralatan tersebut. Namun, pendapatan Indosat yang sebagian besar dalam bentuk Dollar, seperti pendapatan incoming call, cukup membantu.
d.      Kreditor
Dilihat dari struktur kredit-modal, terlihat bahwa Indosat mempunyai struktur yang berimbang, atau antara modal dan kredit jumlahnya sama. Dalam hal ini, mengingat kemampuan Indosat dalam menghasilkan keuntungan maupun asset yang dimilikinya, tidaklah terlampau sulit bagi indosat untuk mendapatkan pinjaman dari kreditor pada jumlah yang memadai.
e.       Sumber Daya Manusia 
Indosat mempunyai SDM yang cukup baik, 40% komposisinya berpendidikan S-1 ke atas. Selain itu didukung dengan program pelatihan berjenjang sesuai posisinya untuk meningkatkan keahlian.
Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki implikasi yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasionalisasi perusahaan. Keadaan persaingan dalam suatu industri tergantung lima kekuatan persaingan pokok, yaitu:
a.       Ancaman Masuknya Pendatang Baru.
Memasuki abad ke 21, pemerintah indonesia melakukan deregulasi disektor telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas. Dengan demikian Telkom tidak lagi memonopoli telekomunikasi di indonesia. Namun akibat dibukanya persaingan pasar bebas banyak muncul layanan, seperti Excelcominda (XL), Hutchison (3), Bakrie Telecom (Esia), dan Mobile-8 (Fren).
a.       Kekuatan tawar-menawar pembeli
Pelanggan di Indonesia pada umumnya tidak mempunyai daya tawar yang cukup kuat terhadap jasa telekomunikasi dasar ataupun jasa sambungan langsung internasional, karena tidak punya pilihan sarana telekomunikasi. Dan untuk jasa sambungan bergerak, pelanggan memang cukup banyak pilihan, tetapi hanya terbatas pada pilihan tertentu dan kurang bisa memuaskan pelayanan atas jasanya. Jadi melihat hal di atas jelas potensi pasar jasa telekomunikasi cukup besar dan meningkat dari tahun ke tahun, apalagi di Indonesia banyak potensi pelanggan yang belum digarap.
b.      Kekuatan tawar-menawar pemasok
Kondisi daya tawar perusahaan telekomunikasi Indonesia tidak terlalu lemah, karena pemasoknya terdiri dari banyak perusahaan. Akan tetapi jika terjadi fluktuasi dan pelemahan nilai tukar mata uang dalam negeri, hal ini yang menjadi bumerang terhadap perusahaan.
c.       Ancaman dari barang atau jasa pengganti.
Telekomunikasi merupakan wahana yang menghubungkan manusia satu dengan manusia lainnya melalui berbagai media telekomunikasi. Sesuai dengan fungsinya tersebut maka jika diidentifikasikan ada beberapa jasa pengganti yang dapat mengambil alih fungsi tersebut dari jasa telekomunikasi, misalnya; jasa transportasi, jasa pos, jasa pers, dan internet. Dari berbagai macam jasa pengganti, berdasarkan kelebihan dan kelemahannya, maka kecenderungan pelanggan akan tetap menggunakan jasa telekomunikasi dalam hal kecepatan dan kemudahan berkomunikasi.
d.      Persaingan di antara perusahaan yang ada
Persaingan antara penyelenggara jasa seluler di indonesia menyangkut berbagai hal antara lain; harga, layanan, kualitas dan jangkauan jaringan, jenis layanan dan fitur yang ditawarkan serta pelayanan pelanggan. PT Indosat Tbk terus menghadapi persaingan dari penyelenggara jasa telekomunikasi baru yang menggunakan teknologi baru.
B.     Visi, Misi, dan Tujuan
Visi
Menjadi pilihan utama pelanggan untuk seluruh kebutuhan informasi dan komunikasi.
Misi
v  Menjadikan dan mengembangkan produk, layanan, dan solusi inovatif dan bermutu tinggi yang menawarkan nilai terbaik bagi pelanggan kami
v  Meningkatkan secara terus-menerus nilai pemegang saham
v  Mewujudkan kualitas kehidupan yang lebih baik bagi pemangku kepentingan kami
Tujuan
v  Mempertahankan kepemimpinan pasar dalam jasa telekomunikasi internasional di Indonesia
v  Memperkuat posisinya sebagai perusahaan telekomunikasi berkelas dunia
v  Menjadi pemain global dalam industri telekomunikasi dunia
C.    Formulasi Strategi
1.      Strategi Korporat
·         Analisa SWOT
a.       Strength
Kekuatan Indosat antara lain terdapat pada: hak duopoli yang dimilikinya, pengalaman mengelola bisnis telekomunikasi internasional, kekuatan manajemen dan budaya perusahaan, rangkaian produk dan jasa yang luas, teknologi yang mutakhir pada peralatannya, kualitas produk dan jasa, serta citra perusahaan yang baik.
b.      Weakness
Kelemahan Indosat antara lain terdapat pada: kurangnya kebiasaan bersaing secara ketat akibat kenikmatan hak duopoli yang dimilikinya, rentannya likuiditas perusahaan akibat besarnya kewajiban yang dimilikinya, dan diversifikasi yang berlebihan seperti pada perusahaan anak dan afiliasi yang kurang menguntungkan.
c.       Oppurtunities
Peluang bagi Indosat antara lain: besarnya pasar domestik yang belum tergarap, perluasan usaha baru yang melingkupi bisnis inti yang cukup menguntungkan, dan bisnis telekomunikasi global yang cukup menjanjikan.
d.      Threat
Ancaman bagi Indosat antara lain: masuknya pendatang baru terutama dari luar negeri sehubungan akan berakhirnya hak duopoli, kompetisi global yang memasuki pasar domestik, dan krisis ekonomi yang melanda Indonesia.
·      Grand Strategy
Adaptasi pada perubahan lingkungan yang cepat dalam telekomunikasi telah menjadi critical factor bagi Indosat. Peningkatan kompetisi, perubahan teknologi, dan aliansi strategi global , di antara kesemuanya, sedang membentuk pasar telekomunikasi yang akan datang. Dalam menanggapi tantangan-tantangan baru tersebut Indosat telah membangun cetak biru pertumbuhan, dikenal sebagai Grand Strategy Indosat 2000:
1.      Jasa Telekomunikasi Internasional Dasar akan tetap menjadi core business Indosat.
2.      Peranan regional dan internasional yang telah meningkat sejak 1994.
3.      Jasa selular dan sistem satelit bergerak saat ini sedang diperluas melalui perusahaan selular lokal dan konsorsium internasional .
4.      Jasa bernilai-tambah yang meliputi telekomunikasi pada saat ini, integrasi sistem dan informasi multimedia dan hiburan yang melengkapi dan menambah nilai dari jasa core Indosat.
·      Growth Strategy
Indosat berusaha mempertahankan keberadaannya sebagai pemimpin pasar untuk jasa telekomunikasi internasional di Indonesia, memposisikan dirinya sebagai perusahaan telekomunikasi berkelas-dunia, dan menjadi pemain global dalam industri telekomunikasi dunia. Hal ini dicapai melalui Strategi Bisnis "1-plus-3" yang mencoba: "1" Membangun jasa telekomunikasi internasional melingkupi central core business Lalu-lintas telekomunikasi internasional Indosat di transmisikan melalui satelit internasional, sistem kabel bawah laut, dan sambungan gelombang mikro, yang kesemuanya menggunakan teknologi digital mutakhir termasuk protokol multimedia canggih. Indosat mengoperasikan empat gerbang internasional di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Batam dimana lalu-lintas melewati dari Indonesia ke seluruh dunia, dan sebaliknya. Setelah membangun akses ke satelit yang cukup melalui sembilan stasiun bumi di empat lokasi gerbang melintang Indonesia, Indosat pada saat ini memperluas aksesnya ke kabel serat optik digital bawah laut dengan bergabung ke konsorsium kabel regional dan dunia. Ini semua adalah bagian dari program perluasan yang didesain untuk meningkatkan kapasitas, memperbaiki kualitas, dan menyediakan jasa baru untuk memenuhi perubahan permintaan konsumen.
2.      Strategi Bersaing
Kompetensi adalah karakteristik mendasar yang akan mengakibatkan seseorang/perusahaan mencapai prestasi kerja yang menonjol. Kompetensilah yang membedakan seseorang/perusahaan yang berprestasi unggul (outstanding performer) dengan yang berprestasi rata-rata (average performer).
 Dalam beberapa tahun terakhir semakin gencar meluncurkan produk-produk baru yang lebih fresh dan lebih kreatif. Sasaran utama perusahaan ini adalah anak muda, dimana pada masa sekarang ini browsing, chating, dan internetan merupakan kegiatan yang paling diminati dan digemari anak muda.
Menyangkut tentang kompetensi perusahaan, Pt. Indosat telah melakukan berbagai macam kegiatan dan program yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi perusahaan, antara lain :
a.       Mentari Telpon 1 jam Cuma 1000
b.      Outlet Community Nuansa Indosat
c.       Indosat Luncurkan Paket Spesial BlackBerry® Storm dan Aplikasi Khusus BlackBerry
d.      Paket spesial yang ditawarkan oleh Indosat adalah Rp.1 per bulan untuk BlackBerry Service, Gratis 100 menit untuk bicara ke sesama nomor Indosat per bulan, Gratis 100 SMS per bulan(untuk pelanggan pascabayar ke semua operator dan ke sesama nomor Indosat untuk pelanggan prabayar) selama SETAHUN.
e.       Indosat Mega Media (IM2)
Dengan beberapa program tersebut, secara tidak langsung Indosat telah menjalankan suatu peran kompetensi untuk mewujudkan strategi bisnis guna menguasai persaingan di bidang telekomunikasi dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan mereka atas program ini baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.
PT.Indosat selalu memberikan berbagai macam kemudahan dan keunggulan produk agar tetap mandapatkan tempat di hati pelanggan Indosat. Jika PT. Indosat meluncurkan program dan kegiatan baru, karena dengan semakin banyaknya program yang dijalankan semakin kuat pula pembangunan kompetensi perusahaan dalam mencapai suatu strategi jangka panjang. Dengan begitu peusahaan dapat menjadi perusahaan yang berkompeten di bidangnya.
Dalam strategi bersaing Indosat juga menggunakan tiga alat untuk mencapai keunggulan yang kompetitif, yaitu:
a.    Kepemimpinan harga (cost leadership)
Dengan strategi harga yang tepat, Indosat berhasil meningkatkan jumlah pelanggan. Menetapkan harga kepada layanan seluler berdasarkan berbagai program promosi yang sedang berlangsung yang dimaksudkan untuk menarik pelanggan-pelanggan baru, menstimulasi permintaan dan meningkatkan posisi saing.
b.    Diferensiasi
Strategi diferensiasi ini dimunculkan dengan hadirnya berbagai inovasi layanan. Seperti; inovasi consumer wireless, inovasi consumer broadband, dan inovasi corporate solutions.
c.    Fokus
Fokus pada kebutuhan pelanggan adalah kunci dari strategi pertumbuhan berkelanjutan jangka panjang Indosat. Dalam transformasi menjadi organisasi yang fokus pada pelanggan, Indosat ditahun  2010 telah menuntaskan tahap akhir pengembangan model bisnis baru menjadi empat Strategic Business Unit (SBU), yang masing-masing berkonsentrasi memenuhi kebutuhan segmen pasar yang berbeda.
3.      Strategi Internasional dan Kerja Sama
Dalam strategi internasional, Indosat memberikan layanan internasional yang berupa:
a.       Indosat International Roaming (Outbound)
Indosat International Roaming kepada pelanggan indosat kemudahan biaya telekomunikasi yang sederhana dan terjangkau ketika bepergian ke luar negeri melalui IDD 001. Layanan International Roaming mencakup:
·         Sambungan ke Indonesia
·         Sambungan ke negara-negara lain
·         Sambungan lokal di negara lain
·         Menerima panggilan telepon
·         Mengirim dan menerima sms
·         Layanan Blackberry dan Internet untuk semua tipe perangkat
b.      Indosat Flatcall
Sambungan International flatcall memungkinkan pelanggan indosat menelpon ke luar negeri melalui indosat 01016.
c.       Travelling Connect
Program yang memungkinkan pelanggan terdaftar indosat memperoleh mileage pesawat atau poin hotel ketika menelpon diluar negeri dengan menggunakan jasa operator mobile yang berpartisipasi dalam program ini.
Dalam kerjasama ini Indosat akan dapat memanfaatkan infrastruktur Pos Indonesia khususnya untuk layanan pengiriman barang dan pemanfaatan lahan untuk perangkat telekomunikasi. Sebaliknya Pos Indonesia dapat memanfaatkan infrastruktur telekomunikasi Indosat untuk layanan back up link, layanan Closed User Group, penggunaan Paket Data GPRS serta layanan Cloud Computing Indosat.














D.    Implementasi
1.      Struktur Organisasi PT Indosat Tbk

2.      Budaya Organisasi
Ø  Budaya Operational Excellence
Program Management Office (PMO) disiapkan sebagai landasan untuk memacu inisiatif Operational Excellence yang berkelanjutan guna terbentuknya budaya kinerja tinggi dan sadar biaya. Program Operational Excellence Award dicetuskan tahun 2010 guna memacu karyawan menyumbangkan ide-ide perbaikan proses dan prosedur operasional.

Ø  Indosat Financial Awareness
Program Indosat Financial Awarness (IFA) dilaksanakan untuk membangun budaya berbasis kinerja sehingga karyawan lebih memahami kinerja keuangan perusahaan, serta merasakan keterkaitan langsung antara tugas mereka sehari-hari dengan seluruh kinerja perusahaan.
Ø  Penilaian GCG
Tata kelola perusahaan yang baik adalah esensial untuk mewujudkan bisnis yang dapat menghasilkan kesempurnaan dan mewujudkan nilai dalam jangka panjang. PT Indosat Tbk dalam tata kelola perusahaan menerapkan kerangka GCG (Good Corporate Governance).
3.      Kepemimpinan
Seluruh kayawan Indosat tengah bertransformasi menjadi insan profesional berkualiatas tinggi dan berintegritas tinggi yang mampu mengelola perubahan demi mencapai keberhasilan dalam bisnis. Insan Indosat kini memiliki pemahaman baru tentang arah dan tujuan perusahaan melalui visi baru perusahaan. Bahu membahu, mereka tahu arah yang ingin dituju dan upaya mewujudkannya.
Indosat Transformation Awareness merupakan Program Internal yang dirancang untuk memperkuat motivasi dan kesiapan karyawan menghadapi berbagai aspek transformasi perusahaan yang tengah berlangsung. Indosat mengadakan rangkaian workshop Indosat Change Leader untuk membekali manajemen senior dan staf tingkat manajerial agar mampu menjalankan kepemimpinan yang efektif dan mendorong proses transformasi di unit kerja masing-masing.
Hal ini didorong oleh inisiatif perusahaan untuk mempertahankan keberlanjutan usaha melalui implementasi praktik tata kelola terbaik dalam seluruh aspek operasional dan bisnis perusahaan. Dalam usaha untuk meningkatkan dan menyempurnakan implementasi praktis tata kelola berdasarkan praktik terbaik, indosat merencanakan untuk mengadopsi dan mematuhi instrument penilaian komprehensif baru yang telah diakui luas ditingkat internasional dan regional, yaitu ASEAN CG Scorecard. Pemahaman akan instrument ini perlu disosialisasikan diseluruh perusahaan agar dapat diimplementasikan. Menerapkan asas-asas GCG yakni transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, keadilan dan fairness (kewajaran).  Dengan hal tersebut terbukti bahwa kepemimpinan yang diterapkan PT Indosat Tbk tidak meninggalkan budaya (GCG) dan perseroan mencapai keunggulan sesuai harapan.
E.     Evaluasi Kinerja
Selama kurun waktu empat tahun (2008-2011), tingkat net profit margin pada Indosat cenderung menurun setiap tahunnya dengan nilai net profit margin yang tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 0,10 yang berarti untuk setiap rupiah penjualan perusahaan mendapatkan keuntungan bersih Rp 0,10. Sedangkan terendah yaitu pada tahun 2010 sebesar 0,03 yang berarti untuk setiap rupiah penjualan perusahaan mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp 0,03.
Pada tahun 2009 rasio net profit margin Indosat mengalami penurunan menjadi 0,08 ini disebabkan laba bersih Indosat menurun sebesar Rp 851.071.000.000 atau 56,8%, dari Rp 1.498.245.000.000 pada tahun 2009 menjadi Rp 647.174.000.000.
Pada 2010 rasio net profit margin Indosat mengalami penurunan kembali, dimana net profit margin Ratio perusahaan turun menjadi 0,03 dikarenakan penurunan laba bersih yang dialami perusahaan cukup besar pada tahun 2009 yaitu Rp 1.498.000.000 turun sebesar Rp 851.071.000.000 menjadi  Rp 647.174.000.000 pada tahun 2010. Hal ini disebabkan oleh adanya fluktuasi beban pajak penghasilan tangguhan disebabkan oleh pendapatan sebelum pajak yang lebih rendah terkait dengan laba selisih kurs yang lebih rendah dan beban pendanaan yang lebih tinggi, dan rugi perubahan nilai wajar derivatif-bersih menurun sebesar Rp 99,6 miliar dari Rp 517,7 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp 418,1 miliar pada tahun 2010 disebabkan menguatnya Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat.
Pada tahun 2011 net profit margin ratio Indosat mengalami peningkatan signifikan sebesar 29%, mencerminkan peningkatan efisiensi. Hal ini diperoleh dari kombinasi peningkatan pendapatan, penurunan beban pembiayaan menjadi Rp 1.789,7 miliar pada tahun 2011 yang mencerminkan penurunan sebesar  Rp 481,9 miliar, atau 21% dari Rp 2.271,6 miliar ditahun 2010 sebagai hasil penurunan jumlah utang secara keseluruhan. Dan laba derivatif-bersih sebesar Rp 57,9 miliar, yang mencerminkan peningkatan sebesar Rp 476 miliar atas rugi perubahan nilai wajar derivatif-bersih sebesar Rp 418,1 miliar ditahun 2010 dikarenakan depresiasi rupiah atas dollar.
Nilai return on equity (ROE) pada Indosat tertinggi sebesar 0,11 yang berarti untuk setiap rupiah investasi pemegang saham, perusahaan memberikan kembalian sebesar 0,11 rupiah. Sedangkan terendah sebesar 0,04 pada tahun 2010-2011 yang berarti untuk setiap rupiah investasi pemegang saham, perusahaan memberikan kembalian sebesar 0,04 rupiah. Rasio return on equity pada Indosat mengalami penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2009, rasio ROE Indosat menurun, dimana ROE Indosat sebesar 0,04, turunnya rasio ini disebabkan penurunan laba bersih Indosat sebesar Rp 380.277.000.000 dan kenaikan modal perusahaan sebesar Rp 878.662.000.000. pada tahun 2010, rasio ROE Indosat menurun kembali, dimana ROE Indosat sebesar 0,08. Turunnya rasio ini disebabkan penurunan laba bersih Indosat sebesar Rp. 851.071.000.000 dan penurunan modal perusahaan sebesar Rp 51.797.000.000. ini disebabkan karena Indosat mengeluarkan biaya modal sekitar US$ 2,6 juta dalam rangka meningkatkan kapasitas sistem kabel bawah laut JAKUSI antar pulau dari atau ke Jawa-Kalimantan (90 Gbps) dan Kalimantan-Sulawesi (60 Gbps). Pada tahun 2011, rasio ROE pada Indosat mengalami peningkatan yang tidak banyak, dimana ROE Indosat menjadi 0,04. Ini disebabkan total modal naik sebesar 3,2% menjadi Rp 18.815.973.000.000.
Rasio pengembalian Aktiva (Return On Asset) secara keseluruhan cenderung mengalami penurunan dari tahun 2008 hingga tahun 2011. Nilai Return on asset pada Indosat tertinggi sebesar 0,04 yang berarti untuk setiap rupiah aktiva yang dimiliki perusahaan, perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar 0,04 rupiah. Sedangkan terendah pada tahun 2010 yaitu sebesar 0,01 yang berarti untuk setiap aktiva yang dimiliki perusahaan, perusahaan mendapatkan keuntungan 0,01 rupiah. Tahun 2009, perusahaan mengalami penurunan Rasio pengembalian aktiva menjadi sebesar 0,03. Pada tahun ini, kinerja perusahaan mengalami penyesuaian dalam masa transisi setelah terjadinya krisis keuangan global dan perusahaan dinilai memiliki kinerja yang menurun dalam memanfaatkan aset yang dimilikinya untuk mendapatkan laba bagi pemegang saham karena krisi keuangan global akan menghambat para vendor telekomunikasi meningkatkan perannya di pasar domestik  sehingga pertumbuhan industri telekomuniasi pada tahun 2009 cenderung melambat, termasuk salah satunya adalah Pt Indosat Tbk ini.
Pada tahun 2010, perusahaan kembali mengalami penurunan rasio pengembalian aktiva menjadi sebesar 0,01. Perusahaan dinilai memiliki kinerja yang menurun dalam memanfaatkan aset yang dimilikinya untuk mendapatkan laba bagi pemegang saham. Hal tersebut karena banyaknya persaingan industri telekomunikasi di pasar domestik sehingga pertumbuhan industri telekomunikasi pada tahun ini masih cenderung melambat. Pada tahun 2011, perusahaan mengalami peningkatan. Hal ini mengacu pada 2010 dimana pada tahun 2010 nilai rasio pengembalian aktiva sebesar 0,01 menjadi 0,02 ditahun 2011. Sehingga investor tetap percaya dan tetarik dalam berinvestasi karena perusahaan dinilai memiliki kinerja yang bagus dan lebih efisien dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba bagi pemegang saham.
Return on asset(ROA)pada industri telekomunikasi berkecenderungan turun dari tahun 2009-2010. Pada Indosat, ratio on asset menunjukan terendah dibanding pesaing dan rata-ratanya. Hal ini menunjukkan tingkat efisien dan efektivitas penggunaan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba sangat kecil pada industrinya. Dan jika dibandingkan kinerja perusahaan pada tahun sebelu-sebelumnya, rasio ROA cenderung menurun setiap tahunnya, sehingga dapat dinilai rasio ROA perusahaan tidak baik.
Rasio Likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Dalam menganalisis likuiditas Pt Indosat Tbk, penulis menggunakan alat analisis current ratio. Dari perhitungan terlihat dari tahun 2008-2011 nilai current ratio Indosat mengalami fluktuasi dengan current ratio tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 0,90.Nilai ini bisa diinterprestasikan bahwa untuk setiap rupiah kewajiban dijamin dengan 0,90 rupiah aktiva lancar. Dan nilai current ratio terendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 0,52. Nilai ini bisa diinterprestasikan bahwa untuk setiap satu rupiah kewajiban dijamin dengan 0,52 rupiah aktiva lancar. Pada tahun 2009, Pt Indosat Tbk mengalami penurunan rasio yang sangat banyak, dimana rasio lancar perusahaan hanya sebesar 0,55. Penurunan rasio yang tajam ini disebabkan oleh turunnya saldo aktiva lancar dan naiknya hutang lancar perusahaan. Pada tahun 2008 perusahaan mencatat saldo aktiva lancar sebesar Rp 9.659.773.000.000 yang pada tahun 2009 menurun hingga Rp 7.139.627.000.000. penurunan aktiva lancar ini disebabkan oleh turunnya saldo kas dan setara kas pada tahun 2009. Pada tahun 2008 perusahaan mencatat saldo hutang lancar sebesar Rp 10.675.245.000.000 meningkat sebesar 2.395.000.000 menjadi Rp 13.071.234.000.000 pada tahun 2009. Pada tahun 2010, Pt Indosat Tbk mengalami penurunan rasio sebesar 0,52. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya saldo aktiva lancar. Pada tahun 2009 perusahaan mencatat saldo aktiva lancar sebesar Rp 7.139.627.000.000 yang pada tahun 2010 menurun hingga Rp 6.158.854.000.000. penurunan aktiva lancar ini disebabkan oleh turunnya saldo kas dan setara kas pada tahun 2009. Pada tahun 2009 perusahaan mencatat saldo hutang lancar sebesar Rp 13.071.234.000.000 menurun sebesar Rp 1.124.381.000.000 menjadi menjadi Rp 11.946.853.000.000 pada tahun 2010. Rasio lancar Pt Indosat Tbk pada tahun 2011 sebesar 0,55. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rasio lancar sebesar 6,8% menjadi Rp 6.579.439.000.000, terutama karena naiknya kas dan setara kas, akibat adanya pembayaran hutang obligasi, pembayaran Revolving Credit Facilities (RCF) BCA dan Mandiri, piutang derivatif akibat depresiasi rupiah, pajak dibayar dimuka karena tambahan pembayaran biaya frekuensi pada bulan Desember 2011. Hutang jangka pendek naik 0,04% menjadi Rp 11.952.171.000.000 sebagai dampak dari peningkatan hutang jangka pendekRevolving Credit Facilities (RCF) BCA dan Mandiri.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar