Analisis
kinerja perusahaan
PT. INDOSAT TBK (IDX:ISAT)
PT. Indosat Tbk adalah penyelenggara jasa telekomunikasi dan
informasi terkemuka di Indonesia yang menyediakan layanan selular prabayar dan
pasca bayar dalam skala nasional. Indosat adalah pelopor dalam memperkenalkan
layanan broadband nirkabel yang menggunakan teknologi 3,5 G dengan HSDPA di
Indonesia. Indosat juga menyediakan layanan telekomunikasi tetap termasuk
layanan Sambungan Langsung Internasional, sambungan tetap nirkabel dan sambungan
telepon tetap.
Selain itu, bersama anak-anak perusahaannya, PT. Indosat Mega Media
(IM2) dan PT. Aplikasinusa Lintasarta, Indosat menyediakan layanan data tetap
atau multimedia, Internet dan Kominikasi Data (MIDI) seperti IPVPN, penyewaan
jalur dan layanan internet.
Perseroan mencatatkan sahamnya secara dual listing pada tahun 1994.
Saat ini saham biasa perseroan tercatat
di Bursa Efek Indonesia (BEI:ISAT) dan American Depositary Receipt (ADR)
juga tercatat di New York Stock Exchange (NYSE:IIT).
A.
Analisis
Lingkungan
1. Lingkungan Internal
Ø
Filosofi Perusahaan
Perkembangan jasa
telekomunikasi internasional di Indonesia yang cepat, seiring pertumbuhan
permintaan pada jasa dan jangkauan jasa telekomunikasi, menuntut dipenuhinya
kepuasan pelanggan sebagai kunci sukses dalam era kompetisi. Untuk memenuhi hal
tersebut, Indosat menerapkan suatu filosofi yang dikenal dengan "Kami
Lebih Peduli" atau lebih populer dengan "We Care More".
2.
Lingkungan Eksternal
Ø Lingkungan Umum / Remote
Environment
Lingkungan ini adalah
suatu tingkatan dalam lingkungan eksternal organisasi yang menyusun
faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas dan faktor-faktor tersebut pada
dasarnya di luar dan terlepas dari operasi perusahaan.
a. Faktor Ekonomi
Krisis moneter yang
kemudian disusul dengan tejadinya krisis ekonomi telah membuat terpuruknya
perekonomian Indonesia. Dengan turunnya pendapatan riel masyarakat maka daya
beli masyarakat melemah. Sehingga mengurangi pendapatan PT Indosat.
b. Faktor Sosial
Jumlah penduduk usia
produktif akan terus meningkat, yang tentunya akan semakin banyak memerlukan
jasa telekomunikasi dalam kegiatannya. Hal-hal diatas merupakan peluang bagi
perusahaan-perusahaan penyedia jasa telekomunikasi. PT Indosat juga menggunakan
hal tersebut untuk memperluas usahanya.
c. Faktor Politik
Khusus untuk jasa
telekomunikasi internasional, pemerintah tetap memberikan komitmen untuk
mempertahankan duopoli Indosat-Satelindo hingga tahun 2003. Dengan akan
berakhirnya duopoli tersebut, maka diperlukan kesiapan dalam menghadapi
munculnya pendatang baru.
d. Faktor Teknologi
Teknologi
telekomunikasi merupakan teknologi yang cepat berkembang, seiring dengan
berkembangnya industri elektronika dan komputer. Untuk tetap mempertahankan
eksistensinya Indosat selalu melakukan inovasi-inovasi. Seperti kemudahan
mengakses internet, perluasan jaringan, dan lain-lain.
e. Faktor Ekologi
Pada saat ini dunia
bisnis semakin dituntut tanggung-jawabnya terhadap lingkungan, industri
telekomunikasi telah mencoba membuat produk yang ramah lingkungan, dan bagi
sektor jasa telekomunikasi relatif tidak menghasilkan limbah sama sekali.
Ø
Lingkungan Operasi
Lingkungan ini meliputi
faktor-faktor pada situasi kompetitif yang mempengaruhi sukses perusahaan dalam
mendapatkan sumber daya atau dalam keuntungan pemasaran barang dan jasa
perusahaan.
a. Posisi Kompetitif
Posisi kompetitif
Indosat cukup kuat, sebagai pemimpin pasar, dan hanya menghadapi satu pesaing
pada bisnis telekomunikasi internasional yaitu Satelindo. Selain itu juga
didukung rangkaian produk dan jasa yang luas, kapasitas dan produktivitas yang
memadai, periklanan, dan yang cukup penting citra perusahaan.
b. Profil Pelanggan
Pelanggan dari Indosat
meliputi rumah tangga dan kalangan bisnis. Dalam hal ini pemakai utama dari
telekomunikasi internasional adalah kalangan bisnis, yang banyak digunakan
untuk keperluan usaha. Terpuruknya perekonomian Indonesia yang banyak
memacetkan sejumlah besar bisnis, mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan
volume pemakaian telekomunikasi internasional.
c. Pemasok
Peralatan-peralatan
yang digunakan untuk pengadaan telekomunikasi internasional, merupakan
peralatan yang bermuatan teknologi tinggi. Sehingga, sebagian besar peralatan
tersebut didatangkan melalui pemasok luar negeri. Walaupun posisi daya tawar
Indosat cukup kuat, mengingat culup banyaknya jumlah pemasok, namun penurunan
nilai tukar rupiah sangat mempengaruhi besarnya dana yang diperlukan untuk
mendatangkan peralatan tersebut. Namun, pendapatan Indosat yang sebagian besar
dalam bentuk Dollar, seperti pendapatan incoming call, cukup membantu.
d. Kreditor
Dilihat dari struktur
kredit-modal, terlihat bahwa Indosat mempunyai struktur yang berimbang, atau
antara modal dan kredit jumlahnya sama. Dalam hal ini, mengingat kemampuan
Indosat dalam menghasilkan keuntungan maupun asset yang dimilikinya, tidaklah
terlampau sulit bagi indosat untuk mendapatkan pinjaman dari kreditor pada
jumlah yang memadai.
e. Sumber Daya Manusia
Indosat mempunyai SDM
yang cukup baik, 40% komposisinya berpendidikan S-1 ke atas. Selain itu
didukung dengan program pelatihan berjenjang sesuai posisinya untuk meningkatkan
keahlian.
Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi
yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki implikasi yang
relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasionalisasi perusahaan. Keadaan
persaingan dalam suatu industri tergantung lima kekuatan persaingan pokok,
yaitu:
a. Ancaman Masuknya Pendatang Baru.
Memasuki abad ke 21,
pemerintah indonesia melakukan deregulasi disektor telekomunikasi dengan
membuka kompetisi pasar bebas. Dengan demikian Telkom tidak lagi memonopoli
telekomunikasi di indonesia. Namun akibat dibukanya persaingan pasar bebas
banyak muncul layanan, seperti Excelcominda (XL), Hutchison (3), Bakrie Telecom
(Esia), dan Mobile-8 (Fren).
a. Kekuatan tawar-menawar pembeli
Pelanggan di Indonesia
pada umumnya tidak mempunyai daya tawar yang cukup kuat terhadap jasa
telekomunikasi dasar ataupun jasa sambungan langsung internasional, karena
tidak punya pilihan sarana telekomunikasi. Dan untuk jasa sambungan bergerak,
pelanggan memang cukup banyak pilihan, tetapi hanya terbatas pada pilihan
tertentu dan kurang bisa memuaskan pelayanan atas jasanya. Jadi melihat hal di
atas jelas potensi pasar jasa telekomunikasi cukup besar dan meningkat dari
tahun ke tahun, apalagi di Indonesia banyak potensi pelanggan yang belum
digarap.
b. Kekuatan tawar-menawar pemasok
Kondisi daya tawar
perusahaan telekomunikasi Indonesia tidak terlalu lemah, karena pemasoknya
terdiri dari banyak perusahaan. Akan tetapi jika terjadi fluktuasi dan
pelemahan nilai tukar mata uang dalam negeri, hal ini yang menjadi bumerang
terhadap perusahaan.
c. Ancaman dari barang atau jasa pengganti.
Telekomunikasi
merupakan wahana yang menghubungkan manusia satu dengan manusia lainnya melalui
berbagai media telekomunikasi. Sesuai dengan fungsinya tersebut maka jika
diidentifikasikan ada beberapa jasa pengganti yang dapat mengambil alih fungsi
tersebut dari jasa telekomunikasi, misalnya; jasa transportasi, jasa pos, jasa
pers, dan internet. Dari berbagai macam jasa pengganti, berdasarkan kelebihan
dan kelemahannya, maka kecenderungan pelanggan akan tetap menggunakan jasa
telekomunikasi dalam hal kecepatan dan kemudahan berkomunikasi.
d. Persaingan di antara perusahaan yang ada
Persaingan antara
penyelenggara jasa seluler di indonesia menyangkut berbagai hal antara lain;
harga, layanan, kualitas dan jangkauan jaringan, jenis layanan dan fitur yang
ditawarkan serta pelayanan pelanggan. PT Indosat Tbk terus menghadapi
persaingan dari penyelenggara jasa telekomunikasi baru yang menggunakan teknologi
baru.
B. Visi, Misi, dan Tujuan
Visi
Menjadi pilihan utama pelanggan untuk seluruh kebutuhan informasi dan
komunikasi.
Misi
v Menjadikan dan mengembangkan produk, layanan, dan solusi inovatif dan
bermutu tinggi yang menawarkan nilai terbaik bagi pelanggan kami
v Meningkatkan secara terus-menerus nilai pemegang saham
v Mewujudkan kualitas kehidupan yang lebih baik bagi pemangku kepentingan
kami
Tujuan
v
Mempertahankan
kepemimpinan pasar dalam jasa telekomunikasi internasional di Indonesia
v
Memperkuat posisinya
sebagai perusahaan telekomunikasi berkelas dunia
v
Menjadi pemain global
dalam industri telekomunikasi dunia
C. Formulasi Strategi
1.
Strategi
Korporat
·
Analisa SWOT
a. Strength
Kekuatan Indosat antara
lain terdapat pada: hak duopoli yang dimilikinya, pengalaman mengelola bisnis
telekomunikasi internasional, kekuatan manajemen dan budaya perusahaan,
rangkaian produk dan jasa yang luas, teknologi yang mutakhir pada peralatannya,
kualitas produk dan jasa, serta citra perusahaan yang baik.
b. Weakness
Kelemahan Indosat
antara lain terdapat pada: kurangnya kebiasaan bersaing secara ketat akibat
kenikmatan hak duopoli yang dimilikinya, rentannya likuiditas perusahaan akibat
besarnya kewajiban yang dimilikinya, dan diversifikasi yang berlebihan seperti
pada perusahaan anak dan afiliasi yang kurang menguntungkan.
c. Oppurtunities
Peluang bagi Indosat
antara lain: besarnya pasar domestik yang belum tergarap, perluasan usaha baru
yang melingkupi bisnis inti yang cukup menguntungkan, dan bisnis telekomunikasi
global yang cukup menjanjikan.
d. Threat
Ancaman bagi Indosat
antara lain: masuknya pendatang baru terutama dari luar negeri sehubungan akan
berakhirnya hak duopoli, kompetisi global yang memasuki pasar domestik, dan
krisis ekonomi yang melanda Indonesia.
·
Grand Strategy
Adaptasi pada perubahan
lingkungan yang cepat dalam telekomunikasi telah menjadi critical factor bagi
Indosat. Peningkatan kompetisi, perubahan teknologi, dan aliansi strategi
global , di antara kesemuanya, sedang membentuk pasar telekomunikasi yang akan
datang. Dalam menanggapi tantangan-tantangan baru tersebut Indosat telah
membangun cetak biru pertumbuhan, dikenal sebagai Grand Strategy Indosat 2000:
1.
Jasa Telekomunikasi
Internasional Dasar akan tetap menjadi core business Indosat.
2.
Peranan regional dan
internasional yang telah meningkat sejak 1994.
3.
Jasa selular dan sistem
satelit bergerak saat ini sedang diperluas melalui perusahaan selular lokal dan
konsorsium internasional .
4.
Jasa bernilai-tambah
yang meliputi telekomunikasi pada saat ini, integrasi sistem dan informasi
multimedia dan hiburan yang melengkapi dan menambah nilai dari jasa core
Indosat.
·
Growth Strategy
Indosat berusaha
mempertahankan keberadaannya sebagai pemimpin pasar untuk jasa telekomunikasi
internasional di Indonesia, memposisikan dirinya sebagai perusahaan telekomunikasi berkelas-dunia, dan menjadi pemain global
dalam industri telekomunikasi dunia. Hal ini dicapai melalui Strategi Bisnis
"1-plus-3" yang mencoba: "1" Membangun jasa telekomunikasi
internasional melingkupi central core business Lalu-lintas telekomunikasi
internasional Indosat di transmisikan melalui satelit internasional, sistem
kabel bawah laut, dan sambungan gelombang mikro, yang kesemuanya menggunakan
teknologi digital mutakhir termasuk protokol multimedia canggih. Indosat mengoperasikan
empat gerbang internasional di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Batam dimana
lalu-lintas melewati dari Indonesia ke seluruh dunia, dan sebaliknya. Setelah
membangun akses ke satelit yang cukup melalui sembilan stasiun bumi di empat
lokasi gerbang melintang Indonesia, Indosat pada saat ini memperluas aksesnya
ke kabel serat optik digital bawah laut dengan bergabung ke konsorsium kabel
regional dan dunia. Ini semua adalah bagian dari program perluasan yang
didesain untuk meningkatkan kapasitas, memperbaiki kualitas, dan menyediakan
jasa baru untuk memenuhi perubahan permintaan konsumen.
2. Strategi Bersaing
Kompetensi adalah karakteristik mendasar yang akan mengakibatkan
seseorang/perusahaan mencapai prestasi kerja yang menonjol. Kompetensilah yang membedakan
seseorang/perusahaan yang berprestasi unggul (outstanding performer) dengan
yang berprestasi rata-rata (average performer).
Dalam beberapa tahun terakhir
semakin gencar meluncurkan produk-produk baru yang lebih fresh dan lebih
kreatif. Sasaran utama perusahaan ini adalah anak muda, dimana pada masa
sekarang ini browsing, chating, dan internetan merupakan kegiatan yang paling
diminati dan digemari anak muda.
Menyangkut tentang kompetensi perusahaan, Pt. Indosat telah melakukan
berbagai macam kegiatan dan program yang bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi perusahaan, antara lain :
a. Mentari Telpon 1 jam Cuma 1000
b. Outlet Community Nuansa Indosat
c. Indosat Luncurkan Paket Spesial BlackBerry® Storm dan Aplikasi Khusus
BlackBerry
d. Paket spesial yang ditawarkan oleh Indosat adalah Rp.1 per bulan untuk
BlackBerry Service, Gratis 100 menit untuk bicara ke sesama nomor Indosat per
bulan, Gratis 100 SMS per bulan(untuk pelanggan pascabayar ke semua operator
dan ke sesama nomor Indosat untuk pelanggan prabayar) selama SETAHUN.
e. Indosat Mega Media (IM2)
Dengan beberapa program tersebut, secara tidak langsung Indosat telah
menjalankan suatu peran kompetensi untuk mewujudkan strategi bisnis guna
menguasai persaingan di bidang telekomunikasi dengan harapan dapat meningkatkan
pendapatan mereka atas program ini baik dalam jangka pendek ataupun jangka
panjang.
PT.Indosat selalu memberikan berbagai macam kemudahan dan keunggulan produk
agar tetap mandapatkan tempat di hati pelanggan Indosat. Jika PT. Indosat
meluncurkan program dan kegiatan baru, karena dengan semakin banyaknya program
yang dijalankan semakin kuat pula pembangunan kompetensi perusahaan dalam
mencapai suatu strategi jangka panjang. Dengan begitu peusahaan dapat menjadi
perusahaan yang berkompeten di bidangnya.
Dalam strategi bersaing Indosat juga menggunakan tiga alat untuk mencapai
keunggulan yang kompetitif, yaitu:
a. Kepemimpinan harga (cost leadership)
Dengan strategi harga yang tepat, Indosat berhasil meningkatkan jumlah
pelanggan. Menetapkan harga kepada layanan seluler berdasarkan berbagai program
promosi yang sedang berlangsung yang dimaksudkan untuk menarik
pelanggan-pelanggan baru, menstimulasi permintaan dan meningkatkan posisi
saing.
b. Diferensiasi
Strategi diferensiasi ini dimunculkan dengan hadirnya berbagai inovasi
layanan. Seperti; inovasi consumer wireless, inovasi consumer broadband, dan
inovasi corporate solutions.
c. Fokus
Fokus pada kebutuhan pelanggan adalah kunci dari strategi pertumbuhan
berkelanjutan jangka panjang Indosat. Dalam transformasi menjadi organisasi
yang fokus pada pelanggan, Indosat ditahun
2010 telah menuntaskan tahap akhir pengembangan model bisnis baru menjadi
empat Strategic Business Unit (SBU), yang masing-masing berkonsentrasi
memenuhi kebutuhan segmen pasar yang berbeda.
3. Strategi Internasional dan Kerja Sama
Dalam strategi
internasional, Indosat memberikan layanan internasional yang berupa:
a. Indosat International Roaming (Outbound)
Indosat International
Roaming kepada pelanggan indosat kemudahan biaya telekomunikasi yang sederhana
dan terjangkau ketika bepergian ke luar negeri melalui IDD 001. Layanan
International Roaming mencakup:
·
Sambungan ke Indonesia
·
Sambungan ke
negara-negara lain
·
Sambungan lokal di
negara lain
·
Menerima panggilan
telepon
·
Mengirim dan menerima
sms
·
Layanan Blackberry dan
Internet untuk semua tipe perangkat
b. Indosat Flatcall
Sambungan International
flatcall memungkinkan pelanggan indosat menelpon ke luar negeri melalui indosat
01016.
c. Travelling Connect
Program yang
memungkinkan pelanggan terdaftar indosat memperoleh mileage pesawat atau poin
hotel ketika menelpon diluar negeri dengan menggunakan jasa operator mobile
yang berpartisipasi dalam program ini.
Dalam kerjasama ini Indosat akan dapat memanfaatkan infrastruktur
Pos Indonesia khususnya untuk layanan pengiriman barang dan pemanfaatan lahan
untuk perangkat telekomunikasi. Sebaliknya Pos Indonesia dapat memanfaatkan
infrastruktur telekomunikasi Indosat untuk layanan back up link, layanan Closed
User Group, penggunaan Paket Data GPRS serta layanan Cloud Computing Indosat.
D. Implementasi
1.
Struktur Organisasi PT
Indosat Tbk
2. Budaya Organisasi
Ø Budaya Operational Excellence
Program Management Office (PMO) disiapkan sebagai landasan untuk
memacu inisiatif Operational Excellence yang berkelanjutan guna terbentuknya
budaya kinerja tinggi dan sadar biaya. Program Operational Excellence Award
dicetuskan tahun 2010 guna memacu karyawan menyumbangkan ide-ide perbaikan
proses dan prosedur operasional.
Ø Indosat Financial Awareness
Program Indosat Financial Awarness (IFA) dilaksanakan untuk
membangun budaya berbasis kinerja sehingga karyawan lebih memahami kinerja
keuangan perusahaan, serta merasakan keterkaitan langsung antara tugas mereka
sehari-hari dengan seluruh kinerja perusahaan.
Ø Penilaian GCG
Tata kelola perusahaan yang baik adalah esensial untuk mewujudkan bisnis
yang dapat menghasilkan kesempurnaan dan mewujudkan nilai dalam jangka panjang.
PT Indosat Tbk dalam tata kelola perusahaan menerapkan kerangka GCG (Good
Corporate Governance).
3. Kepemimpinan
Seluruh kayawan Indosat
tengah bertransformasi menjadi insan profesional berkualiatas tinggi dan
berintegritas tinggi yang mampu mengelola perubahan demi mencapai keberhasilan
dalam bisnis. Insan Indosat kini memiliki pemahaman baru tentang arah dan
tujuan perusahaan melalui visi baru perusahaan. Bahu membahu, mereka tahu arah
yang ingin dituju dan upaya mewujudkannya.
Indosat Transformation
Awareness merupakan Program Internal yang dirancang untuk memperkuat motivasi
dan kesiapan karyawan menghadapi berbagai aspek transformasi perusahaan yang
tengah berlangsung. Indosat mengadakan rangkaian workshop Indosat Change Leader
untuk membekali manajemen senior dan staf tingkat manajerial agar mampu
menjalankan kepemimpinan yang efektif dan mendorong proses transformasi di unit
kerja masing-masing.
Hal ini didorong oleh
inisiatif perusahaan untuk mempertahankan keberlanjutan usaha melalui
implementasi praktik tata kelola terbaik dalam seluruh aspek operasional dan
bisnis perusahaan. Dalam usaha untuk meningkatkan dan menyempurnakan
implementasi praktis tata kelola berdasarkan praktik terbaik, indosat
merencanakan untuk mengadopsi dan mematuhi instrument penilaian komprehensif
baru yang telah diakui luas ditingkat internasional dan regional, yaitu ASEAN
CG Scorecard. Pemahaman akan instrument ini perlu disosialisasikan diseluruh
perusahaan agar dapat diimplementasikan. Menerapkan asas-asas GCG yakni
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, keadilan dan
fairness (kewajaran). Dengan hal
tersebut terbukti bahwa kepemimpinan yang diterapkan PT Indosat Tbk tidak
meninggalkan budaya (GCG) dan perseroan mencapai keunggulan sesuai harapan.
E. Evaluasi Kinerja
Selama kurun waktu empat tahun (2008-2011), tingkat net profit margin pada
Indosat cenderung menurun setiap tahunnya dengan nilai net profit margin yang
tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 0,10 yang berarti untuk setiap
rupiah penjualan perusahaan mendapatkan keuntungan bersih Rp 0,10. Sedangkan
terendah yaitu pada tahun 2010 sebesar 0,03 yang berarti untuk setiap rupiah
penjualan perusahaan mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp 0,03.
Pada tahun 2009 rasio net profit margin Indosat mengalami penurunan
menjadi 0,08 ini disebabkan laba bersih Indosat menurun sebesar Rp
851.071.000.000 atau 56,8%, dari Rp 1.498.245.000.000 pada tahun 2009 menjadi
Rp 647.174.000.000.
Pada 2010 rasio net profit margin Indosat mengalami penurunan
kembali, dimana net profit margin Ratio perusahaan turun menjadi 0,03
dikarenakan penurunan laba bersih yang dialami perusahaan cukup besar pada
tahun 2009 yaitu Rp 1.498.000.000 turun sebesar Rp 851.071.000.000 menjadi Rp 647.174.000.000 pada tahun 2010. Hal ini
disebabkan oleh adanya fluktuasi beban pajak penghasilan tangguhan disebabkan
oleh pendapatan sebelum pajak yang lebih rendah terkait dengan laba selisih
kurs yang lebih rendah dan beban pendanaan yang lebih tinggi, dan rugi perubahan
nilai wajar derivatif-bersih menurun sebesar Rp 99,6 miliar dari Rp 517,7
miliar pada tahun 2009 menjadi Rp 418,1 miliar pada tahun 2010 disebabkan
menguatnya Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat.
Pada tahun 2011 net profit margin ratio Indosat mengalami
peningkatan signifikan sebesar 29%, mencerminkan peningkatan efisiensi. Hal ini
diperoleh dari kombinasi peningkatan pendapatan, penurunan beban pembiayaan
menjadi Rp 1.789,7 miliar pada tahun 2011 yang mencerminkan penurunan sebesar Rp 481,9 miliar, atau 21% dari Rp 2.271,6
miliar ditahun 2010 sebagai hasil penurunan jumlah utang secara keseluruhan.
Dan laba derivatif-bersih sebesar Rp 57,9 miliar, yang mencerminkan peningkatan
sebesar Rp 476 miliar atas rugi perubahan nilai wajar derivatif-bersih sebesar
Rp 418,1 miliar ditahun 2010 dikarenakan depresiasi rupiah atas dollar.
Nilai return on equity (ROE) pada Indosat tertinggi sebesar 0,11 yang
berarti untuk setiap rupiah investasi pemegang saham, perusahaan memberikan
kembalian sebesar 0,11 rupiah. Sedangkan terendah sebesar 0,04 pada tahun
2010-2011 yang berarti untuk setiap rupiah investasi pemegang saham, perusahaan
memberikan kembalian sebesar 0,04 rupiah. Rasio return on equity pada Indosat
mengalami penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2009, rasio ROE Indosat
menurun, dimana ROE Indosat sebesar 0,04, turunnya rasio ini disebabkan
penurunan laba bersih Indosat sebesar Rp 380.277.000.000 dan kenaikan modal
perusahaan sebesar Rp 878.662.000.000. pada tahun 2010, rasio ROE Indosat
menurun kembali, dimana ROE Indosat sebesar 0,08. Turunnya rasio ini disebabkan
penurunan laba bersih Indosat sebesar Rp. 851.071.000.000 dan penurunan modal
perusahaan sebesar Rp 51.797.000.000. ini disebabkan karena Indosat
mengeluarkan biaya modal sekitar US$ 2,6 juta dalam rangka meningkatkan
kapasitas sistem kabel bawah laut JAKUSI antar pulau dari atau ke
Jawa-Kalimantan (90 Gbps) dan Kalimantan-Sulawesi (60 Gbps). Pada tahun 2011,
rasio ROE pada Indosat mengalami peningkatan yang tidak banyak, dimana ROE
Indosat menjadi 0,04. Ini disebabkan total modal naik sebesar 3,2% menjadi Rp
18.815.973.000.000.
Rasio pengembalian Aktiva (Return On Asset) secara keseluruhan
cenderung mengalami penurunan dari tahun 2008 hingga tahun 2011. Nilai Return
on asset pada Indosat tertinggi sebesar 0,04 yang berarti untuk setiap
rupiah aktiva yang dimiliki perusahaan, perusahaan mendapatkan keuntungan
sebesar 0,04 rupiah. Sedangkan terendah pada tahun 2010 yaitu sebesar 0,01 yang
berarti untuk setiap aktiva yang dimiliki perusahaan, perusahaan mendapatkan
keuntungan 0,01 rupiah. Tahun 2009, perusahaan mengalami penurunan Rasio
pengembalian aktiva menjadi sebesar 0,03. Pada tahun ini, kinerja perusahaan
mengalami penyesuaian dalam masa transisi setelah terjadinya krisis keuangan
global dan perusahaan dinilai memiliki kinerja yang menurun dalam memanfaatkan
aset yang dimilikinya untuk mendapatkan laba bagi pemegang saham karena krisi
keuangan global akan menghambat para vendor telekomunikasi meningkatkan
perannya di pasar domestik sehingga
pertumbuhan industri telekomuniasi pada tahun 2009 cenderung melambat, termasuk
salah satunya adalah Pt Indosat Tbk ini.
Pada tahun 2010, perusahaan kembali mengalami penurunan rasio pengembalian
aktiva menjadi sebesar 0,01. Perusahaan dinilai memiliki kinerja yang menurun
dalam memanfaatkan aset yang dimilikinya untuk mendapatkan laba bagi pemegang
saham. Hal tersebut karena banyaknya persaingan industri telekomunikasi di
pasar domestik sehingga pertumbuhan industri telekomunikasi pada tahun ini
masih cenderung melambat. Pada tahun 2011, perusahaan mengalami peningkatan.
Hal ini mengacu pada 2010 dimana pada tahun 2010 nilai rasio pengembalian
aktiva sebesar 0,01 menjadi 0,02 ditahun 2011. Sehingga investor tetap percaya
dan tetarik dalam berinvestasi karena perusahaan dinilai memiliki kinerja yang
bagus dan lebih efisien dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba bagi
pemegang saham.
Return on asset(ROA)pada industri telekomunikasi berkecenderungan
turun dari tahun 2009-2010. Pada Indosat, ratio on asset menunjukan
terendah dibanding pesaing dan rata-ratanya. Hal ini menunjukkan tingkat
efisien dan efektivitas penggunaan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba
sangat kecil pada industrinya. Dan jika dibandingkan kinerja perusahaan pada
tahun sebelu-sebelumnya, rasio ROA cenderung menurun setiap tahunnya, sehingga
dapat dinilai rasio ROA perusahaan tidak baik.
Rasio Likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Dalam menganalisis
likuiditas Pt Indosat Tbk, penulis menggunakan alat analisis current ratio. Dari
perhitungan terlihat dari tahun 2008-2011 nilai current ratio Indosat
mengalami fluktuasi dengan current ratio tertinggi terjadi pada tahun 2008
yaitu sebesar 0,90.Nilai ini bisa diinterprestasikan bahwa untuk setiap rupiah
kewajiban dijamin dengan 0,90 rupiah aktiva lancar. Dan nilai current ratio terendah
terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 0,52. Nilai ini bisa diinterprestasikan
bahwa untuk setiap satu rupiah kewajiban dijamin dengan 0,52 rupiah aktiva
lancar. Pada tahun 2009, Pt Indosat Tbk mengalami penurunan rasio yang sangat
banyak, dimana rasio lancar perusahaan hanya sebesar 0,55. Penurunan rasio yang
tajam ini disebabkan oleh turunnya saldo aktiva lancar dan naiknya hutang
lancar perusahaan. Pada tahun 2008 perusahaan mencatat saldo aktiva lancar
sebesar Rp 9.659.773.000.000 yang pada tahun 2009 menurun hingga Rp
7.139.627.000.000. penurunan aktiva lancar ini disebabkan oleh turunnya saldo
kas dan setara kas pada tahun 2009. Pada tahun 2008 perusahaan mencatat saldo
hutang lancar sebesar Rp 10.675.245.000.000 meningkat sebesar 2.395.000.000
menjadi Rp 13.071.234.000.000 pada tahun 2009. Pada tahun 2010, Pt Indosat Tbk
mengalami penurunan rasio sebesar 0,52. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya
saldo aktiva lancar. Pada tahun 2009 perusahaan mencatat saldo aktiva lancar
sebesar Rp 7.139.627.000.000 yang pada tahun 2010 menurun hingga Rp
6.158.854.000.000. penurunan aktiva lancar ini disebabkan oleh turunnya saldo
kas dan setara kas pada tahun 2009. Pada tahun 2009 perusahaan mencatat saldo
hutang lancar sebesar Rp 13.071.234.000.000 menurun sebesar Rp
1.124.381.000.000 menjadi menjadi Rp 11.946.853.000.000 pada tahun 2010. Rasio
lancar Pt Indosat Tbk pada tahun 2011 sebesar 0,55. Hal ini menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan rasio lancar sebesar 6,8% menjadi Rp 6.579.439.000.000,
terutama karena naiknya kas dan setara kas, akibat adanya pembayaran hutang
obligasi, pembayaran Revolving Credit Facilities (RCF) BCA dan Mandiri,
piutang derivatif akibat depresiasi rupiah, pajak dibayar dimuka karena
tambahan pembayaran biaya frekuensi pada bulan Desember 2011. Hutang jangka
pendek naik 0,04% menjadi Rp 11.952.171.000.000 sebagai dampak dari peningkatan
hutang jangka pendekRevolving Credit Facilities (RCF) BCA dan Mandiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar